TUGAS AKHIR SEMESTER V PAI T.A 2019/2020

TUGAS PENELITIAN
PADA MATAKULIAH PENGELOLAAN KELAS

A.     JUDUL PENELITIAN
1.  Strategi Guru PAI dalam Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusip di MA/MTs NW Boro’ Tumbuh TP. 2019/2020
2.  Upaya Guru PAI dalam Menangani Problematika Kelas di MA/MTs NW Boro’ Tumbuh TP. 2019/2020
3.  Teknik Guru PAI dalam Memberikan Reword dan Phunishment di MA/MTs NW Boro’ Tumbuh TP. 2019/2020
4.  Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kualitas Pengajaran di MA/MTs NW Boro’ Tumbuh TP. 2019/2020

B.    SETTING LAPORAN
1.  Kertas yang digunakan berukuran A4 (219 mm x 297 mm) dengan ketentuan Margin (Top = 4 cm, Bottom = 3 cm, Left = 4 cm, dan Right = 3 cm)
2.  Jenis huruf yang digunakan “Times New Roman” dengan 12 font size, serta spasi yang digunakan 2,0 .
3.  Isi Laporan Terdiri dari 8 bagian, antara lain :
a.    Bagian 1 (Pertama) terdiri dari : Halaman Cover, Lembar Pengesahan, Abstrak, Kata Pengantar, dan Daftar Isi.
b.    Bagian 2 (Kedua) disebut BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Definisi Operasional.
c.    Bagian 3 (Ketiga) disebut BAB II KAJIAN PUSTAKA, termuat kajian yang relevan dengan Judul Penelitian.
d.    Bagian 4 (Keempat) disebut BAB III METODE PENELITIAN, terdiri dari : Desain Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data.
e.    Bagian 5 (Kelima) disebut BAB IV HASIL PENELITIAN, terdiri dari : Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Hasil-Hasil Temuan di Lokasi Penelitian terkait dengan Judul yang telah dituntukan.
f.     Bagian 6 (Keenam) disebut BAB V PENUTUP, teridiri dari : Kesimpulan dan Saran.
g.    Bagian 7 (Ketujuh) temuat Daftar Pustaka dengan jelas sesuai yang ada pada kutipan isi penelitiannya.
h. Bagian 8 (Kedelapan) termuat Lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk menunjang keabsahan penelitiannya.

0 komentar:

Konsep Dasar Manajemen Pengelolaan Kelas (V.D)


Konsep Dasar Manajemen Pengelolaan Kelas

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengelolaan Kelas
Dosen Pengampu : Muh. Zulkifli, M.Pd.I



Oleh:
Kelompok I / V B

Fitriah
Habib Tamtawi
Hidayati
I’in Dwi Ayu Mardiana



IAI HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PAI
2019
A.    LATAR BELAKANG
Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, terlebih lagi semakin banyak tuntutan masyarakat dan semakin kompleksnya permasalahan pendidikan seiring dengan kemajuan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Mengingat hal tersebut, sekolah senantiasa diarahkan untuk mampu melaksanakan peranannya dalam menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan mampu menghadapi dinamika kehidupan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Untuk menciptakan situasi belajar mengajar seorang guru harus memiliki salah satu kemampuan yaitu “kemampuan mengelola kelas” yang mana kegiatan mengelola kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
B.     TEORI DAN KONSEP DASAR MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
1.      Pengertian Manajemen  Pengelolaan Kelas
Secara etimologi, manajemen kelas atau pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu “pengelolaan” dan “kelas”. Pengelolaan memiliki akar kata “kelola” yang kemudian ditambah dengan awalan “pe-“  dan akhiran “-an”. Sementara, manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti keterlaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Secara terminologi, yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Dalam pengertiannya yang bersifat umum, pengelolaan itu adalah pengaturan atau penataan terhadap suatu kegiatan. Sementara yang dimaksud dengan “kelas” adalah suatu kelompok manusia yang melakukan kegiatan belajar bersama dengan mendapat pengajaran dari seorang guru.[1]
Manajemen dalam bahasa inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola. Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang yang memimpin organisasi disebut manajer.
Berdasarkan definisi, dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses belajar.
Studi manajemen mempunyai tiga sasaran pokok:
a.       Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan tujuan, bahan pembelajaran sampai pada evaluasi, hal ini dilakukan karena tanpa perencanaan usaha penataan kelas sulit mencapaihasil yang maksimal.
b.      Pengorganisasian proses belajar mengajar dan sumber belajar sehingga serasi dan bermakna.
Adapun menurut Sudirman N, dkk. Manajemen kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas, dijelaskan lagi oleh Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa Manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat  dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.[2]
Arikunto memberikan pengertian pengelolaan kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[3]
C.    KEBIJAKAN KONSEP DASAR MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran garis haluan.
Kebijakan (policy) dalam Oxport Student’s Dictionary of English adalah a plan of action agreed or chosen by goverment a company etc. Kebijakan adalah turan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan  proaktif. Berbeda dengan hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaftif dan intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”.
Di antara dasar hukum pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 9 tentang standar nasional pendidikan yang berisi: “Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan”.
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 2 ayat 1 yang berisi: “Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a.       Standar Isi.
b.      Standar Proses.
c.       Standar Kompetensi Lulusan.
d.      Standar Sarana dan Prasarana
e.       Standar Pengelolaan
f.       Standar Pembiayaan, dan
g.      Standar Penilaian Pendidikan.
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 3 yang berisi: “Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu”.
4.      Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 pada BAB II, Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan mmbentuk watak serta peradaban bangsa yang mermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab”.
5.      Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6.      Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007 bahwasanya pengelolaam kelas harus meliputi:
a.       Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b.      Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik;
c.       Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didk;
d.      Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;
e.       Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f.       Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
g.      Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosialnekonomi;
h.      Guru menghargai pendapat peserta didik;
i.        Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j.        Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dan
k.      Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
D.    TUJUAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Secara umum manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.[4]
Adapun tujuan manajemen kelas antara lain:[5]
1.      Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2.      Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya.[6]
Sementara menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai linkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.[7]
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah agar setiap anak dikelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.[8]
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:[9]
1.      Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.      Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diiharapkan.
E.     KEGIATAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Kegiatan manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari:
1.      Pengaturan Orang (Siswa)
Siswa adalah orang yang melakukan aktivitasbdi kelas yang ditempatkan sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjektif. Artinya siswa bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga  objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal ini guru tetap memiliki proporsi yang benar untuk dapat membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa.
Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
2.      Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh Karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir-akhir masa belajar mengajar.
Ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru dalam manajemen kelas:
1.      Mengecek Kehadiran Siswa
Siswa dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2.      Mengumpulkan, Memeriksa dan Menilai Hasil Pekerjaan Siswa
Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.
3.      Pendistribusian Bahan dan Alat
Jika ada alat atau bahan yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
4.      Mengumpulkan dan Mengelola Informasi dari Siswa
 Peran seorang guru sangat signifikasn dalam proses belajar-mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konselor, eksplorator, dsb. Siswa dengan banyak karakter yang berbeda, tentunya menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru perlu menggali bermacam-macam informasi dari siswa. Selain itu agar tercapai suatu tujuan pembelajaran yang baik maka diperlukan pengolahan informasi yang baik.
Salah satu cara mengetahui informasi dari siswa antara lain dengan cara membuat daftar quisioner. Dalam quisioner tersebut, guru memasukkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan informasi yang perlu diketahui. Selain informasi dari quisioner, informasi lain yang perlu diketahui oleh guru adalah mengenai bagaimana hubungan mental siswa juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Pengolahan informasi siswa dapat pula dilakukan melalui siswa itu sendiri dan melalui teman-temannya. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
5.      Mencatat Data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga.
6.      Pemeliharaan Arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata rapih dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
7.      Mengatur Setting Kelas
a.       Pengorganisasian kelas
b.      Pengaturan tempat duduk
c.       Pengaturan alat-alat pelajaran
d.      Pemeliharaan keindahan ruamh kelas
e.       Pemeliharaan kebersihan kelas
f.       Cahaya, ventilasi, akustik dan warna.
8.      Menyampaikan Materi Pelajaran
Tugas utama seorang guru adalah memberikan informasi bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada di dalam kelas.
9.      Memberikan Tugas atau PR
Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
F.     STRATEGI MENGELOLA KELAS YANG EFEKTIF
Strategi pengelolaan kelas adalah pola atau siasat yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan kelas yang baik sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar. Bila kualitas belajar dan mengajar baik, maka peserta didik juga akan mendapatkan tingkat pemahaman yang baik.
Berikut ini panduan mengenai pengelolaan kelas bagi seorang pengajar.
1.      Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang bertumpu pada penetapan tempat duduk siswa, dengan format memudahkan siswa dalam memandang gurunya. Biasanya hal ini dipengaruhi jumlah siswa dalam satu kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan memudahkan siswa untuk menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap bisa memperhatikan guru saat mengajar.
Berbeda dengan kelas yang terlalu padat dan banyak siswa. Biasanya siswa yang duduknya paling belakang dan pojok akan kesulitan memandang guru, karena tertutup dengan siswa lainnya. Siswa juga memerlukan ruang yang cukup agar mereka bisa menempatkan buku dan alat-alat tulis mereka. Sehingga saat mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa dengan mudah menemukannya.  
Formasi tempat duduk siswa juga perlu diubah dalam jangka waktu tertentu. Perubahan formasi tempat duduk perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Siswa perlu mengenal lebih dekat teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka tidak jenuh belajar. Siswa pun perlu merasa nyaman saat berada di kelas, jauh dari bau yang tidak sedap, suara berisik, cahaya yang terlalu menyilaukan, dan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi anak saat belajar.
2.      Mengantisipasi Kondisi Kelas
Kondisikan semua siswa dengan baik secara fisik maupun psikis, termasuk siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas. Sebelum siswa benar-benar siap jangan mulai mengajar. Ada kalanya saat kita masuk kelas, suasana kelas sangat gaduh atau anak berjalan kesana kemari dari tempat duduk mereka.
Sejak awal tahun ajaran, seorang pengajar harus menetapkan suatu aturan, bahwa setiap ada guru yang masuk kelas dan hendak mengajar, siswa harus langsung memberikan salam.Saat siswa memberikan salam, mereka harus melakukannya dengan sopan. Bagaimana pun anak-anak perlu belajar untuk bisa focus dan memperhatikan guru sejak awal pembelajaran. Kalau ada murid yang terlambat, berhenti sejenak mengajar. Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Kalau tidak, boleh jadi siswa yang terlambat ini berpotensi untuk mengganggu proses pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan kelas.
3.      Tetapkan Aturan dengan Tegas Namun Bersahabat
Saat ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan konsekuensi, sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah lebih baik bila aturan dibuat bersama siswa sejak awal tahun ajaran. Saat membuat suatu aturan dan metode pemberian konsekuensi, kita perlu mengajak siswa untuk bekerja sama. Sehingga saat mereka melakukan pelanggaran dan menerima konsekuensi, mereka bisa menerimanya dengan baik.
4.      Pastikan Siswa Tetap Fokus
Beberapa siswa mungkin tidak focus dengan materi yang kita berikan. Ada banyak sebab mengapa siswa bisa tidak focus pada pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan, capek, dan sebab lainnya. Sebagai pendidik kita harus memiliki banyak cara agar siswa tetap focus memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita praktekkan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk siswa (terutama yang terlihat kurang focus), mengajak siswa melakukan ice breaking, dan kejutan-kejutan menarik lainnya.
5.      Serius Tapi Santai
Mulailah mengajar dengan serius. Bila sudah berhasil menggiring siswa dalam suasana demikian, atur irama pembelajaran menjadi santai kemudian serius lagi, dan begitu seterusnya. Kalau serius melulu siswa kaan ngantuk atau bosen mengikuti pelajaran. Makanya perlu juga diselingi dengan humor dan intermezzo sebagai penyegaran bagi siswa. Hal-hal yang bersifat humor bisa diberikan kepada siswa berupa cerita, ekspresi wajah, bernyanyi lagu lucu, dan hal-hal yang bersikap humor lainnya yang bersifat mencairkan suasana.
6.      Jangan Biarkan Waktu Tersisa Yang Kosong
Ada kalanya saat kita usai mengajarkan semua materi pelajaran, kita masih memiliki sisa waktu 5 hingga 10 menit. Sebagai pendidik yang baik, kita tidak boleh membiarkan anak-anak “menganggur” di sisa waktu. Di waktu sisa tersebut, kita bisa memberikan pengayaan, mengajak anak nonton film pendek yang berhubungan dengan pelajaran, memberikan Tanya jawab, memberikan soal latihan, dan aktivitas lainnya.
7.      Bersemangat Sejak Awal Pembelajaran
Sejak awal pembelajaran kita perlumenunjukkan semangat yang baik. Jangan sampai kita terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya. Perasaan negative bisa membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik, kita perlu belajar mengelola emosi. Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi bisa membuat siswa merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam belajar.
8.      Posisi Berdiri Ketika Mengajar
Ketika mengajar,guru perlu mengatur posisi berdiri. Ini bertujuan untuk mengendalikan siswa secara keseluruhan. Jangan itu ke itu saja siswa yang menjadi pusat perhatian guru. Selain itu guru jangan terlalu sering membelakangi siswa karena menulis di papan tulis. Sebaliknya guru menulis dengan posisi menyamping sehingga siswa dapat terpantau.
G.    FAKTA DAN PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Berikut beberapa masalah yang kerap muncul di dalam kelas, sebagai berikut:
1.      Masalah Peserta Didik
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas dapat dibagi menjadi dua, yaitu:[10]
a.       Masalah Individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa. Jika diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi:
1)      Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang lain.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan perhatian guru atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya membuat banyolan ketika belajar.
2)      Masalah yang dibuat karena ingin mencari kekuasaan.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha mengendalikan guru dan siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah.
3)      Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan atau ketidakberdayaan dirinya.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas melakukan tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan guru dan siswa lainnya. Masalah terakhir yang merupakan tantangan terbesar bagi kita saat hendak melakukan pengelolaan (manajemen) kelas adalah kecenderungan siswa yang selalu merasa tidak mampu dan tidak berdaya. Perasaan ini mirip dengan sikap minder, dimana siswa selalu merasa kesulitan. Jika diminta untuk melakukan hal-hal tertentu.[11]
4)      Perilaku suka membalas dendam.[12]
Salah satu kecenderungan siswa adalah selain ingin membalas dendam kepada teman-teman yang telah melakukan kesalahan terhadap dirinya. Keinginan untuk membalas dendam tentu bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah dalam kelas.
b.      Masalah Kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa tertentu. Jika diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
1)      Hubungan antara siswa kurang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan proses belajar mengajar mengalami hambatan.
2)      Kelas bereaksi negative terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek. Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
3)      Kelompok cendrung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
4)      Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya.
2.      Masalah Penataan Ruang Kelas[13]
a.       Pengaturan tempat duduk yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b.      Pengaturan cahaya yang tidak memenuhi standar luminasi.
c.       Penempatan papan tulis dan projektor yang tidak sesuai.
d.      Penempatan gambar dan warna dinding yang tidak sesuai.
e.       Lantai ruangan yang tidak bersih.
f.       Penempatan lemari yang tidak sesuai.
H.    SOLUSI DAN FAKTA PERMASALAHAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Beberapa masalah atau problem siswa yang sering muncul dalam kelas, serta langkah-langkah cerdas untuk mengatasinya:[14]
1.      Siswa Selalu Membuat Masalah
Sebuah kelas terkadang menjadi kurang kondusif karena terdapat beberapa siswa yang sering menjadi biang masalah. Mereka sulit diatur meski berkali-kali telah diberi peringatan.  Ada beberapa cara untuk menangani siswa yang selalu membuat masalah dalam kelas:
a.       Dekati dan ajak bicara
b.      Libatkan orang tua
c.       Libatkan guru BP (Bimbingan Konseling)
2.      Siswa Sulit Berkonsentrasi
Guru mungkin sering mendapati ada sebagian siswa yang tidak konsentrasi dalam belajar. Tanda-tanda siswa yang tidak atau sulit konsentrasi di antaranya pandangan yang selalu mengarah ke luar kelas, menutup buku, berbicara dengan tean sebangkunya, gelisah dan selalu menoleh ke berbagai arah. Berikut beberapa langkah untuk mengatasi masalah tersebut:
a.       Memberi teguran langsung
b.      Memberikan bimbinga secara personal.
3.      Siswa Kurang Bersemangat
Sering para guru dibuat bingung oleh kondisi siswa yang mengalami penurunan semangat dalam belajar. Ciri-cirinya adalah seringnya siswa membolos, tidak mengerjakan tugas, lebih senang bermain ketika di kelas, terlihat suntuk dan mengantuk, serta menunjukkan sikap tidak betah di dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Ada beberapa langkah-langkah penting dan sederhana untuk diterapkan oleh guru agar kualitas dan semangat belajar siswa dapat dipertahankan:
a.       Perhatikan kerapian perangkat utama mengajar
b.      Berkreasi di dalam kelas
c.       Bernyanyi atau mainkan musik ringan
d.      Bermain teka-teki
e.       Buat perpustakaan mini
f.       Melakukan percobaan kecil (karya kreasi)
g.      Seluruh lingkungan sekolah adalah tempat belajar
h.      Perintahkan siswa membuat pertanyaan
i.        Menuliskan ide-ide kreatif.
4.      Siswa Egois
Siswa yang egois tentu akan sangat mengganggu kenyamanan kelas dan merusak suasana belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sikap egois ini tampak sekali terutama ketika siswa dilibatkan dalam suatu tugas kelompok.  Ada beberapa langkah untuk menghadapi siswa yang egois dalam kelas, di antaranya:
a.       Hadapi dengan tenang
b.      Jangan memarahi siswa
c.       Hadapi dengan lemah lembut dan pengertian.
5.      Siswa Yang Suka Merajuk
Sifat perajuk siswa juga merupakan faktor pengganggu kenyamanan belajar dalam kelas. Untuk mengatasinya, berikut ada beberapa cara yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu:
a.       Memberi bujukan
b.      Buatlah janji yang mudah ditepati
c.       Jelaskan tentang kebiasaan buruknya.
I.       KESIMPULAN
Pengelolaan kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Secara umum manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.
J.      DAFTAR PUSTAKA
Afriza. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru : Kreasi Edukasi.
Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Yogyakarta : DIVA Press.
Suwardi. Daryanto. 2017. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta : PENERBIT GAVA MEDIA.
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam. 2006. Surabaya : el KAF.
Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.



                                                                 


[1] Salman Rusydie, Prinsip-prinsip Management Kelas (Yogjakarta : DIVA Press,  2011), hlm. 24
[2] Afriza, Manajemen Kelas  (Pekanbaru : Kreasi Edukasi, 2014), hlm. 6
[3] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya : el KAF, 2006), hlm. 66
[4] Salman Rusydie, Prinsip-prinsip Manajemen Kelas ....... hlm. 29
[5] Ibid, Afriza, hlm. 9        
[6] Ibid, Afriza, hlm. 9  
[7] Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik (Yogyakarta : PENERBIT GAVA MEDIA, 2017), hlm. 146
[8] Ibid, hlm. 146 
[9] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional  (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 10
[10] Afriza, Manajemen Kelas ....... hlm. 107
[11] Ibid, hlm. 71
[12] Salman Rusydie, Prinsip-prinsip Manajemen Kelas ....... hlm. 69
[13] Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik  ....... hlm. 169
[14]Ibid, Salman Rusydie, hlm. 78


3 komentar: