Ringaksan Materi "Dinasti Bani Umayyah" Kelas VII MTs Mu'allimat NW Anjani, Oleh Yaqutunnafis, QH., S.Sy
RINGKASAN MATERI “DINASTI
BANI UMAYYAH”
Kelas VII MTs Mu’allimat NW
Anjani
Oleh:
Yaqutunnafis, QH., S.Sy
A.
Sejarah Dinasti Umayyah
Sejarah berdirinya Dinasti
Umayyah berasal dari nama Umayyah bin ‘Abdul Syams bin Abdul Manaf, yaitu salah
seorang dari pemimpin kabilah Quraisy pada Zaman Jahiliyah. Bani Umayyah baru
masuk agama Islam pada Fathul Makkah. Memasuki tahun ke 40 H/660 M, Pertikaian
politik terjadi dikalangan umat Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Setelah Khalifah terbunuh, umat Islam di wilayah
Iraq mengangkat al-Hasan putra tertua Ali sebagai Khalifah yang sah. Sementara
itu Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagi gubernur propinsi Suriah (Damaskus) juga
menobatkan dirinya sebagai Khalifah.
Namun karena Hasan
ternyata lemah sementara Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertambah kuat, maka Hasan
bin Ali menyerahkan pemerintahannya kepada Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. Mu’awiyah
merupakan pendiri dinasti Bani Umayyah.
B.
Sistem Pemerintahan
Bani Umayyah
Muawiyah bin Abi Sufyan
menjadi Khalifah pertama dinasti Bani Umayyah setelah Hasan bin Ali bin Abu
Thalib menyerahkan keKhalifahannya kepada Muawiyah. Sebelumnya, Muawiyah
menjabat sebagai gubernur Syiria. Selama berkuasa di Syiria, Muawiyah
mengandalkan orang-orang Syiria dalam mempeluas batas wilayah Islam. Ia mampu
membentuk pasukan Syria menjadi satu kekuatan militer Islam yang terorganisir
dan berdisiplin tinggi. ia membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir
Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan inilah suksesi kekuasaan
bersifat
Monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun-temurun) mulai diperkenalkan, dimana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya yaitu Yazid bin Muawwiyah . Pada 679 M, Muawwiyah menunjuk putranya Yazid untuk menjadi penerusnya. Muawwiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarki dipengaruhi oleh sistem monarki yang ada di Persia dan Byzantium.
Monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun-temurun) mulai diperkenalkan, dimana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya yaitu Yazid bin Muawwiyah . Pada 679 M, Muawwiyah menunjuk putranya Yazid untuk menjadi penerusnya. Muawwiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarki dipengaruhi oleh sistem monarki yang ada di Persia dan Byzantium.
C.
Khalifah Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah
berkuasa selama 90 tahun dari tahun 41-132 H atau 661-750 M. Selama dinasti
Bani Umayyah terdapat empat belas khalifah antara lain:
1.
Muawiyah bin Abu Sufyan
(41-60 H / 661-680 M)
Nama lengkapnya
Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abdul Manaf,
biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Ia masyhur dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia
lahir di Mekkah tahun 20 sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan, dan ibunya
adalah Hindun binti Utbah. Ia adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar,
berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnya putih. Ia masuk
Islam bersama ayah, ibu dan saudaranya Yazid pada saat pembukaan kota Makkah tahun 8 H. Ia pernah ikut
perang Hunain dan ia adalah seorang juru tulis Al-Qur’an.
Muawiyah menjadi
Khalifah pada tahun 41 H setelah Hasan bin Ali menyerahkan Khalifah kepadanya.
Muawiyah bin Abi Sufyan mendirikan dinasti Bani Umayyah dan sebagai Khalifah
pertama. Ia memindahkan ibukota dari Madinah al-Munawarah ke kota Damaskus dalam
wilayah Syiria. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah
kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali. Disamping itu
ia juga mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara Byzantium,
membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah bin Abu Sufyan
berkuasa selama 20 tahun. Ia meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan
di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
2.
Yazid bin Muawiyah (60-64
H / 680-683 M)
Nama lengkapnya Yazid
bin Muawwiyah bin Abi Sufyan. Ia dilahirkan pada tanggal 23 Juli 645 M. Pada masa keKhalifahan
ayahnya, beliau menjadi seorang pangglima yang cukup penting.
Khalifah Muawwiyah
wafat pada tanggal 6 Mei 680 M. Yazid
bin Muawwiyah menjadi Khalifah selanjutnya. Yazid menjabat sebagai Khalifah pada dalam usia 34
tahun. Pengangkatnyan berdasarkan kebijakan Khalifah Muawiyah menerapkan
sistem Monarki. Ketika Yazid naik tahta,
sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Ia kemudian
mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk
mengambil sumpah setia kepadanya.
Ia meninggal pada tahun
64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan masa pemerintahannya ialah tiga tahun dan
enam bulan. Kemudian kekhalifahan turun kepada
anaknya, Muawwiyah bin Yazid.
3.
Muawiyah bin Yazid
(64-64 H / 683-683 M)
Nama lengkapnya
Muawwiyah bin Yazid bin Abi Sufyan. Iadalah seorang pemuda yang tampan. Dia
disebut juga Abu Abdurrahman, ada juga yang menyebutnya Abu Yazid dan Abu Laila. Beliau anak Yazid yang lemah
dan sakit-sakitan,disamping itu dia adalah seorang ahli Kimia pada masa
pemerintahan Kakeknya Muawiyah bin Abu Sufyan.
Muawiyah bin Yazid
diangkat menjadi Khalifah pada usia 23 Tahun. Dia adalah seorang pemuda yang
shalih. Ketika dia diangkat menjadi Khalifah dia sedang menderita sakit.
Sakitnya semakin keras, akhirnya dia meninggal dunia. Dia bahkan tidak pernah
keluar pintu sejak dia diangkat menjadi Khalifah. Dia belum sempat melakukan apa-apa,dan
belum pernah menjadi imam shalat untuk rakyatnya. Ada yang mengatakan bahwa
masa keKhalifahannya sekitar 40 hari ada pula yang mengatakan dia menjadi
Khalifah selama 2 bulan,ada yang mengatakan juga 3 bulan dan ada juga 6 bulan.
4.
Marwan bin Hakam (64-65
H / 684-685 M)
Nama lengkapnya Marwan
bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia merupakan Khalifah ke empat dari Dinasti Umayyah
setelah Muawwiyah Bin Yazid wafat . menurut silsilah, dia merupakan cucu dari
Abul ‘Ash yang juga merupakan kakek dari Usman bin Affan. Setelah terputusnya keturunan
Muawiyyah di kekuasaan Muawwiyah bin Yazid maka kursi kekuasaan beralih ke Bani
Marwan setelah keluarga besar Umayyah mengangkatnya sebagai Khalifah. Karena
mereka menganggap Marwan bin Hakam adalah orang yang tepat untuk mengendalikan
kekuasaan karena pengalamanya. ketika itu kondisi tidak stabil dan banyak
terjadi perecahan ditubuh bangsa Arab.
Marwan bin Hakam
meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai Khalifah selama 9 bulan
18 hari.
5.
Abdul Malik bin Marwan
(65-86 H / 685-705 M)
Nama lengkapnya Abdul
Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia dilantik sebagai Khalifah setelah
kematian ayahnya, pada tahun 685 M. Di bawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan
Umayyah mencapai kekuasaan dan kemulian. Ia terpandang sebagai Khalifah yang
perkasa dan negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia
Islam dari para pemberontak.
Pada masa Abdul Malik
bin Marwan, Dinasti bani Umayyah dapat mencapai puncak kejayaannya. Ia
meninggal pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan
karya-karya terbesar di dalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya berlangsung
selama 21 tahun, 8 bulan.
6.
Walid bin Abdul Malik
(86-96 H / 705-715 M)
Nama lengkapnya Walid
bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Masa pemerintahan Walid bin
Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa
hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu
perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua
Eropa pada tahun 711 M.
Selain melakukan
perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan pembangunan
besar-besaran selama masa pemerintahannya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah
Walid bin Abdul Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Dinasti
Bani Umayyah dan merupakan puncak kebesaran Daulah tersebut.
7.
Sulaiman bin Abdul
Malik (96-99 H / 715-717 M)
Nama lengkapnya
Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Ash, panggilanya Abu Ayub.
Lahir di Madinah pada tahun 54 H. Ia merupakan saudara dari Walid bin Abdul
Malik, khalifah sebelumnya. Dia diangkat sebagai Khalifah pada tahun 96 H pada
usia 42 tahun. Menjelang saat terakhir pemerintahannya, ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar
bin Abdul Aziz yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang
jabatan wazir besar.
Ia menunjuk Umar bin
Abdul Aziz sebagai penerusnya. Dan menjadikan Yazid bin Abdul Malik sebagai
Khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2
tahun, 8 bulan.
8.
Umar bin Abdul-Aziz
(99-101 H / 717-720 M)
Nama lengkapnya Umar
bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abul
‘Ash. Ia merupakan sepupuh khalifah sebelumnya, Sulaeman bin Abdul Malik. Ia
menjabat sebagai khalifah pada usia 37 tahun. Ia terkenal adil dan sederhana.
Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan
seperti pada zaman Khulafaurrasyidin.
Pemerintahan Umar meninggalkan semua kemegahan dunia yang selalu
ditunjukkan oleh orang Bani Umayyah.
9.
Yazid bin Abdul-Malik
(101-105 H / 720-724 M)
Nama lengkapnya Yazid
bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia merupakan sepupu Khalifah sebelumnya , Umar bin Abdul Aziz.
Ia menjabat Khalifah kesembilan Daulah
Umayyah pada usia 36 tahun. Khalifah yang sering dipanggil dengan sebutan Abu
Khalid ini lahir pada 71 H. Ia menjabat khalifah atas wasiat saudaranya,
Sulaiman bin Abdul Malik. Ia dilantik pada bulan Rajab 101 H.
10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H / 724-743 M)
Nama lengkapnya Hisyam
bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia merupakan saudara
kandung Khalifah sebelumnya , Yazid bin Abdul Malik. Ia menjabat sebagai Khalifah pada usia yang
ke 35 tahun. Ia terkenal negarawan yang cakap dan ahli strategi militer
Pada masa pemerintahan
Khalifah Hisyam kebudayaan dan kesusastraan Arab serta lalu lintas dagang
mengalami kemajuan. Dua tahun sesudah penaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M,
ia wafat dalam usia 55 ta hun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 19
tahun, 9 bulan. Sepeninggal Hisyam, khalifah-Khalifah yang tampil bukan hanya
lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin mempercepat runtuhnya Daulah
Bani Ummayyah.
11. Walid bin Yazid bin Abdul Malik (125-126 H / 743-744 M)
Nama lengkapnya Walid
bin Yazid bin Abdul Malik. Ia adalah keponakan
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik , Khalifah sebelumnya. Ia adalah anak dari Yazid bin abdul Malik,
Khalifah kesembilan dinasti Bani Umayyah. Pada masa pemerintahnya, Dinasti
Umayyah mengalami kemunduran. Ia memiliki prilaku buruk dan suka melanggar
norma agama. Kalangan keluarga sendiri benci padanya. Dan ia mati terbunuh
Masa pemerintahannya
berlangsung selama 1 tahun, 2 bulan. Dia wafat dalam usia 40 tahun.
12.
Yazid bin Walid bin
Abdul Malik (126-127 H/ 744 M)
Nama lengkap Yazid bin
Walid bin Abdul Malik, sepupu dari khalifah sebelumnya, Walid bin Yazid bin
Abdul Malik. Ia adalah anak dari Walid bin Abdul Malik., Khalifah keenam Dinasti Umayyah. Pemerintahan Yazid bin Walid
tidak mendapat dukungan dari rakyat, karena kebijakannya suka mengurangi
anggaran belanja negara. Masa pemerintahannya tidak stabil dan banyak
pemberontakan. Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan. Dia wafat
dalam usia 46 tahun.
13.
Ibrahim bin Walid bin
Abdul Malik (127 H / 744 M)
Nama lengkap
Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik,
Saudara kandung Yazid bin Walid bin Abdul Malik, Khalifah sebelumnya. Dia
diangkat menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat di dalam lingkungan
keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Kerana itu, keadaan negara semakin kacau
dengan munculnya beberapa pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besar
berkekuatan 80.000 orang dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela
mengundurkan dirinya dari jabatan Khalifah dan mengangkat baiat terhadap Marwan
ibn Muhammad. Dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.
14.
Marwan bin Muhammad (127-133 H / 744-750 M)
Nama lengkap Marwan bin
Muhammad bin Marwan bin Hakam. Ia adalah cucu dari Khalifah keempat bani
Umayyah, Marwan bin Hakam dan keponakan Khalifah kelima, Abdul Malik bin
Marwan. Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan.
Beberapa pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan
Bani Abbasiyah dengan pendukung yang kuat.
Marwan bin Muhammad
melarikan diri ke Hurah, terus ke Damaskus. Namun Abdullah bin Ali yang
ditugaskan membunuh Marwan oleh Abbas As Syaffah selalu mengejarnya. akhirnya
sampailah Marwan di Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir, dia mati
terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang yang menerima penyerahan tugas dari
Abdullah. Marwan terbunuh pada tanggal
27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750
M. Dengan demikian berakhirlah dinasti Bani Umayyah, dan kekuasaan selanjutnya
dipegang oleh Bani Abbasiyah.
D.
Faktor-Faktor Penyebab
Kemunduran Dinasti Umayyah
1.
Terjadinya pertentangan
keras antara kelompok suku Arab Utara (Irak) yang disebut Mudariyah dan suku
Arab Selatan (Suriah) Himyariyah, pertentangan antara kedua kelompok tersebut
mencapai puncaknya pada masa Dinasti Umayyah karena para Khalifah cenderung berpihak
pada satu etnis kelompok.
2.
Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab.
Mereka yang merupakan pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang
dikalahkan mendapat sebutan “Mawali”, suatu status yang menggambarakan
inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-orang Arab yang mendapat
fasilitas dari penguasa Umayyah. Mereka bersama-sama orang Arab mengalami
beratnya peperangan dan bahkan di atas rata-rata orang Arab, tetapi harapan
mereka untuk mendapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan.
Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada Mawali ini jumlahnya jauh lebih
kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan kepada orang Arab.
3.
Konflik-konflik politik yang
melatarbelakangi runtuhnya Daulah
Umayyah. Kaum Syi`ah dan Khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang
kuat dan sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan kekuasaan Umayyah. Disamping
menguatnya kaum Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang
semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat menggeser
kedudukan Bani Umayyah dalam memimpin umat.
4.
Lemahnya pemerintahan
Dinasti Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan
istana sehingga anak-anak Khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan
tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Di samping itu, para Ulama banyak yang
kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5.
Penyebab langsung
tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Gerakan ini mendapat
dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh
pemerintahan Bani Umayyah
Keterangan:
Silahkan dibaca, dan janganlupa tulis kembali dibuku catatannya sebagai bentuk penugasan.
0 komentar: