Metode Think-Pair-Sare (TPS) Oleh Nila Rosita IV E PAI

METODE THINK-PAIR-SARE (TPS)

oleh : 
Nila Rosita
Semester IV E PAI

BAB I
PEMBUKAAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik”. Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan. Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas yang kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS). Model pembelajaran TPS sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

B. RUMUSAN MASALAH

               1. Apa itu pembelajaran kooperatif ?

   2. Bagaimana sejarah Metode pembelajaran Think Pair Share?

                           3. Bagaimana Model Pembelajaran Think Pair Share ?

   4. Apakah manfaat model pembelajaran dari Think pair Share?

   5. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair share?

 

C. TUJUAN PENULISAN

   1. Mengetahui Apa itu pembelajaran kooperatif .

   2. Dapat mengetahui sejarah Metode pembelajaran Think Pair Share.

                             3. Mengetahui Model Pembelajaran Think Pair Share. 

     4. Mengetahui manfaat model pembelajaran dari Think pair Share.

  5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair share.

 

 


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran koomperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yang dikemukakan oleh Johnson & Johnson yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Sedangkan Lie (2005) menyebutkan model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

        Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas.

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:

1. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis;

2. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi;

3. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin;

4. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Sharan menyebutkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Jadi, siswa tidak lagi memperoleh pengetaghuan itu hanya dari guru, dengan belajar kelompok seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara mengharagi pendapat orang saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan terlatih untuk mendengar pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat-pendapat tersebut dalam bentuk tulisan. Tugas–tugas orang lain akan memacu siswa untuk bekerja sama, saling membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki.Ada tiga tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

            1. Prestasi akademik

               Kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Khususnya bagi siswa berkemampuan tinggi, secara akademik akan mendapat keuntungan karena pengetahuan semakin mendalam.

2. Penerimaan terhadap keanekaragaman

Heterogen yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan mengarahkan siswa   untuk mengakui dan menerima perbedaan yang ada antara dirinya dan orang lain.

            3. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan mengarahkan kepada keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim.

Keuntungan guru menggunakan pembelajaran kooperatif  ialah dapat menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna. Selain itu, pembelajaran kooperatif  mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu mengembangkan sosial skill siswa.

 

B. Sejarah Model Pembelajaran Think Pair Share.

Think Pair Share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran Think Pair Share relative rendah dan struktur pembelajaran kaloboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi guru Dan siswa yang baru belajar kolaboratif. Think pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair share menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).

                        Metode pengajaran tipe Think Pair Share ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan di Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan, dan prosedur yang banyak waktu untuk berpikir dan merespons serta saling membantu yang lain. Guru hanya memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa  membaca tugas atau situasi yang menjadi tanda Tanya.sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami.

 

            C. Model Pembelajaran Think Pair Share

            Model pembelajaran think pair share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis pembelajaran diskusi kelas. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara ekplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,menjawab, saling membantu satu sama lain. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara koooperatif. 

Pembelajaran dengan think pare ini akan memberikan variasi tersendiri dalam lingkungan belajar siswa. Silberman (2009: 151) mengemukakan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam kelompoknya.  Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.

            Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya yang melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke mitranya. Think Pair Share meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yamg diingat siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.

Model pembelajaran think pair share ini merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Oleh karena hal itu Silberman (2009: 161) menyebutkan istilah ”dua kepala tentu lebih baik daripada satu”. Langkah- langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share sebagai berikut :

                              Langkah ke 1:              Guru menyampaikan pertanyaan

Aktifitas : Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.

                              Langkah ke 2 : Siswa berpikir secara individual.

Aktifitas : Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikirannya masing-masing.

                               Langkah ke 3: Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan.

Aktifitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi          kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.

                              Langkah ke 4 : Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas .

Aktifitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok didepan kelas. 

Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.

 

          D. Manfaat Model Pembelajaran Think Pair Share

            Manfaat model pembelajaran Think Pair Share adalah:

                 1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.

      2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.

 

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair Share

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:

        a. Mungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

        b. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.

        c. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.

        d. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

        e. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran

             2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah :

        a. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

        b. Lebih sedikit ide yang muncul, dan

        c. Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.

 

 

BAB III

PENUTUP

          A. Kesimpulan

          Penerapan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan model pembelajaran think pair share pada setiap pertemuan mengalami perubahan materi pokok dan variasi kegiatan, maksudnya adalah adanya variasi media pembelajaran yang digunakan dan adanya permainan – permainan untuk menunjang pembelajaran think pair share. 

Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran think pair share dan nilai akhir yang berasal dari gabungan nilai individu dan kelompok.

           

            B. Saran

                        Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut. Bagi siswa sebaiknya siswa meningkatkan aktivitas membaca, sehingga mempermudah dalam menghafal dan memahami materi . Tingkatkan pula rasa percaya diri, agar selalu aktif mengikuti pembelajaran. Sedangkan saran bagi guru adalah  hendaknya guru bisa menerapkan  model pembelajaran think pair share. Agar siswa lebih aktif dan mampu mengidentifikasi masalah sosial  dan pemecahannya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Idonbiu,2009. http://www.idonbiu.com/2009/05/pembelajaran-cooperative-    learning.htm).

Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Sahrudin,2011.http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and- share.html.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Saukah, Ali dkk. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang

0 komentar: