Konsep Dasar Manajemen Pengelolaan Kelas (V.D)
Konsep Dasar Manajemen Pengelolaan
Kelas
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengelolaan
Kelas
Dosen Pengampu : Muh. Zulkifli,
M.Pd.I
Oleh:
Kelompok I / V B
Fitriah
Habib Tamtawi
Hidayati
I’in Dwi Ayu Mardiana
IAI HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PAI
2019
A. LATAR BELAKANG
Sekolah
sebagai lembaga formal mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup berat,
terlebih lagi semakin banyak tuntutan masyarakat dan semakin kompleksnya
permasalahan pendidikan seiring dengan kemajuan dan perubahan dalam kehidupan
masyarakat. Mengingat hal tersebut, sekolah senantiasa diarahkan untuk mampu
melaksanakan peranannya dalam menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan
mampu menghadapi dinamika kehidupan, baik sekarang maupun di masa yang akan
datang. Untuk menciptakan situasi belajar mengajar seorang guru harus memiliki
salah satu kemampuan yaitu “kemampuan mengelola kelas” yang mana kegiatan
mengelola kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
B. TEORI DAN KONSEP DASAR MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
1.
Pengertian
Manajemen Pengelolaan Kelas
Secara etimologi, manajemen kelas atau pengelolaan kelas
terdiri dari dua kata, yaitu “pengelolaan” dan “kelas”. Pengelolaan memiliki
akar kata “kelola” yang kemudian ditambah dengan awalan “pe-“ dan akhiran “-an”. Sementara, manajemen
berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti keterlaksanaan,
tata pimpinan, dan pengelolaan. Secara terminologi, yang dimaksud dengan
pengelolaan adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan terhadap semua hal
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Dalam
pengertiannya yang bersifat umum, pengelolaan itu adalah pengaturan atau
penataan terhadap suatu kegiatan. Sementara yang dimaksud dengan “kelas” adalah
suatu kelompok manusia yang melakukan kegiatan belajar bersama dengan mendapat
pengajaran dari seorang guru.[1]
Manajemen
dalam bahasa inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola.
Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan
menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang yang memimpin organisasi
disebut manajer.
Berdasarkan definisi, dapat dijelaskan bahwa manajemen
merupakan usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari
perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan
lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses belajar.
Studi
manajemen mempunyai tiga sasaran pokok:
a. Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari
rumusan tujuan, bahan pembelajaran sampai pada evaluasi, hal ini dilakukan
karena tanpa perencanaan usaha penataan kelas sulit mencapaihasil yang
maksimal.
b.
Pengorganisasian
proses belajar mengajar dan sumber belajar sehingga serasi dan bermakna.
Adapun menurut Sudirman N, dkk.
Manajemen kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas, dijelaskan lagi oleh
Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa Manajemen kelas diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas
yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.[2]
Arikunto memberikan pengertian pengelolaan
kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[3]
C. KEBIJAKAN KONSEP DASAR MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,
dan cara bertindak (pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita,
tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai
sasaran garis haluan.
Kebijakan (policy) dalam Oxport Student’s
Dictionary of English adalah a plan of action agreed or chosen by
goverment a company etc. Kebijakan adalah turan tertulis yang merupakan
keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku
dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan
akan menjadi rujukan utama anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam
berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan hukum (Law)
dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaftif dan
intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang
tidak boleh”.
Di antara dasar hukum pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal
1 ayat 9 tentang standar nasional pendidikan yang berisi: “Standar pengelolaan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan”.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal
2 ayat 1 yang berisi: “Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. Standar Isi.
b. Standar Proses.
c. Standar Kompetensi Lulusan.
d. Standar Sarana dan Prasarana
e. Standar Pengelolaan
f. Standar Pembiayaan, dan
g. Standar Penilaian Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal
3 yang berisi: “Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu”.
4. Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 pada BAB II,
Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan mmbentuk watak serta peradaban bangsa yang mermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung-jawab”.
5. Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
6. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007 bahwasanya
pengelolaam kelas harus meliputi:
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan;
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik;
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti
oleh peserta didk;
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan
kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran;
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung;
g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang
latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosialnekonomi;
h. Guru menghargai pendapat peserta didik;
i.
Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j.
Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya; dan
k. Guru memulai dan mengakhiri proses
pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
D. TUJUAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Secara
umum manajemen kelas bertujuan untuk
menciptakan suasana kelas
yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan
demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah,
sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya
manusia yang berkualitas.[4]
1.
Agar
pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Sementara menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik
sebagai linkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan
kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.[7]
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Suharsimi
Arikunto adalah agar setiap anak dikelas itu dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.[8]
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua
tujuan yaitu:[9]
1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu
siswa untuk memperoleh hasil yang diiharapkan.
E. KEGIATAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Kegiatan
manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari:
1.
Pengaturan
Orang (Siswa)
Siswa
adalah orang yang melakukan aktivitasbdi kelas yang ditempatkan sebagai objek
dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa
bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjektif. Artinya siswa bukan
barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk
bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak
sembarang, artinya dalam hal ini guru tetap memiliki proporsi yang benar untuk
dapat membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan
siswa.
Oleh
karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan
menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan
perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi
dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
2.
Pengaturan
Fasilitas
Aktivitas
dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak
dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh Karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung
interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung
dengan baik dari permulaan
masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir-akhir masa belajar mengajar.
Ada
beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru dalam manajemen
kelas:
1. Mengecek Kehadiran Siswa
Siswa
dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat
kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik
terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan
kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2. Mengumpulkan, Memeriksa
dan Menilai Hasil Pekerjaan Siswa
Pekerjaan
yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar
singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas
kerja yang sudah dilakukan.
3. Pendistribusian Bahan
dan Alat
Jika
ada alat atau bahan yang harus didistribusikan maka secara adil dan
proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau
menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
4. Mengumpulkan dan Mengelola Informasi dari Siswa
Peran seorang guru
sangat signifikasn dalam proses belajar-mengajar. Peran guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konselor, eksplorator, dsb. Siswa dengan banyak karakter
yang berbeda, tentunya menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran.
Untuk itu guru perlu menggali bermacam-macam informasi dari siswa. Selain itu
agar tercapai suatu tujuan pembelajaran yang baik maka diperlukan pengolahan
informasi yang baik.
Salah satu cara mengetahui informasi dari siswa antara
lain dengan cara membuat daftar quisioner. Dalam quisioner tersebut, guru
memasukkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan informasi yang perlu
diketahui. Selain informasi dari quisioner, informasi lain yang perlu diketahui
oleh guru adalah mengenai bagaimana hubungan mental siswa juga sangat
berpengaruh dalam pembelajaran. Pengolahan informasi siswa dapat pula dilakukan
melalui siswa itu sendiri dan melalui teman-temannya. Banyak informasi yang
berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari siswa
baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan
pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
5. Mencatat Data
Data-data
siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun
pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam
memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta
didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada
peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab
lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga.
6. Pemeliharaan Arsip
Arsip-arsip
tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata rapih dan dipelihara sebagai
tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun
bagi siswa.
7. Mengatur Setting Kelas
a. Pengorganisasian kelas
b. Pengaturan tempat duduk
c. Pengaturan alat-alat pelajaran
d. Pemeliharaan keindahan ruamh kelas
e. Pemeliharaan kebersihan kelas
f. Cahaya, ventilasi, akustik dan warna.
8. Menyampaikan Materi
Pelajaran
Tugas
utama seorang guru adalah memberikan informasi bahan belajar yang harus
dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan
informasi yang ada di dalam kelas.
9. Memberikan Tugas atau PR
Penugasan
adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan
secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
F. STRATEGI MENGELOLA KELAS YANG EFEKTIF
Strategi
pengelolaan kelas adalah pola atau siasat yang menggambarkan langkah-langkah
yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar
tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan
dengan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan
kelas yang baik sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar. Bila
kualitas belajar dan mengajar baik, maka peserta didik juga akan mendapatkan
tingkat pemahaman yang baik.
Berikut
ini panduan mengenai pengelolaan kelas bagi seorang pengajar.
1.
Penataan
Ruang Kelas
Penataan
ruang bertumpu pada penetapan tempat duduk siswa, dengan format memudahkan
siswa dalam memandang gurunya. Biasanya hal ini dipengaruhi jumlah siswa dalam
satu kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan memudahkan siswa untuk
menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap bisa
memperhatikan guru saat mengajar.
Berbeda
dengan kelas yang terlalu padat dan banyak siswa. Biasanya siswa yang duduknya
paling belakang dan pojok akan kesulitan memandang guru, karena tertutup dengan
siswa lainnya. Siswa juga memerlukan ruang yang cukup agar mereka bisa
menempatkan buku dan alat-alat tulis mereka. Sehingga saat mereka membutuhkan
sesuatu, mereka bisa dengan mudah menemukannya.
Formasi
tempat duduk siswa juga perlu diubah dalam jangka waktu tertentu. Perubahan
formasi tempat duduk perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Siswa
perlu mengenal lebih dekat teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka
tidak jenuh belajar. Siswa pun perlu merasa nyaman saat berada di kelas, jauh
dari bau yang tidak sedap, suara berisik, cahaya yang terlalu menyilaukan, dan
lainnya. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi anak saat belajar.
2.
Mengantisipasi
Kondisi Kelas
Kondisikan
semua siswa dengan baik secara fisik maupun psikis, termasuk siswa yang
terlambat masuk ke dalam kelas. Sebelum siswa benar-benar siap jangan mulai
mengajar. Ada kalanya saat kita masuk kelas, suasana kelas sangat gaduh atau
anak berjalan kesana kemari dari tempat duduk mereka.
Sejak
awal tahun ajaran, seorang pengajar harus menetapkan suatu aturan, bahwa setiap
ada guru yang masuk kelas dan hendak mengajar, siswa harus langsung memberikan
salam.Saat siswa memberikan salam, mereka harus melakukannya dengan sopan.
Bagaimana pun anak-anak perlu belajar untuk bisa focus dan memperhatikan guru
sejak awal pembelajaran. Kalau ada murid yang terlambat, berhenti sejenak
mengajar. Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk mengikuti pelajaran
dengan baik. Kalau tidak, boleh jadi siswa yang terlambat ini berpotensi untuk
mengganggu proses pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan kelas.
3.
Tetapkan
Aturan dengan Tegas Namun Bersahabat
Saat
ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan konsekuensi,
sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah lebih baik bila aturan
dibuat bersama siswa sejak awal tahun ajaran. Saat membuat suatu aturan dan
metode pemberian konsekuensi, kita perlu mengajak siswa untuk bekerja sama.
Sehingga saat mereka melakukan pelanggaran dan menerima konsekuensi, mereka
bisa menerimanya dengan baik.
4.
Pastikan
Siswa Tetap Fokus
Beberapa
siswa mungkin tidak focus dengan materi yang kita berikan. Ada banyak sebab
mengapa siswa bisa tidak focus pada pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan,
capek, dan sebab lainnya. Sebagai pendidik kita harus memiliki banyak cara agar
siswa tetap focus memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita
praktekkan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara
menunjuk siswa (terutama yang terlihat kurang focus), mengajak siswa melakukan
ice breaking, dan kejutan-kejutan menarik lainnya.
5.
Serius
Tapi Santai
Mulailah
mengajar dengan serius. Bila sudah berhasil menggiring siswa dalam suasana
demikian, atur irama pembelajaran menjadi santai kemudian serius lagi, dan
begitu seterusnya. Kalau serius melulu siswa kaan ngantuk atau bosen mengikuti
pelajaran. Makanya perlu juga diselingi dengan humor dan intermezzo sebagai
penyegaran bagi siswa. Hal-hal yang bersifat humor bisa diberikan kepada siswa
berupa cerita, ekspresi wajah, bernyanyi lagu lucu, dan hal-hal yang bersikap
humor lainnya yang bersifat mencairkan suasana.
6.
Jangan
Biarkan Waktu Tersisa Yang Kosong
Ada
kalanya saat kita usai mengajarkan semua materi pelajaran, kita masih memiliki
sisa waktu 5 hingga 10 menit. Sebagai pendidik yang baik, kita tidak boleh
membiarkan anak-anak “menganggur” di sisa waktu. Di waktu sisa tersebut, kita
bisa memberikan pengayaan, mengajak anak nonton film pendek yang berhubungan
dengan pelajaran, memberikan Tanya jawab, memberikan soal latihan, dan
aktivitas lainnya.
7.
Bersemangat
Sejak Awal Pembelajaran
Sejak
awal pembelajaran kita perlumenunjukkan semangat yang baik. Jangan sampai kita
terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya.
Perasaan negative bisa membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik,
kita perlu belajar mengelola emosi. Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi
bisa membuat siswa merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam belajar.
8.
Posisi
Berdiri Ketika Mengajar
Ketika
mengajar,guru perlu mengatur posisi berdiri. Ini bertujuan untuk mengendalikan siswa
secara keseluruhan. Jangan itu ke itu saja siswa yang menjadi pusat perhatian
guru. Selain itu guru jangan terlalu sering membelakangi siswa karena menulis
di papan tulis. Sebaliknya guru menulis dengan posisi menyamping sehingga siswa
dapat terpantau.
G. FAKTA DAN PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Berikut beberapa masalah yang kerap muncul di dalam
kelas, sebagai berikut:
1. Masalah Peserta Didik
Secara
umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:[10]
a. Masalah Individual
Masalah
individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa. Jika
diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi:
1) Masalah yang dibuat karena ingin menarik
perhatian orang lain.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan
perhatian guru atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung.
Misalnya membuat banyolan ketika belajar.
2) Masalah yang dibuat karena ingin mencari
kekuasaan.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha
mengendalikan guru dan siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa
yang lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah.
3) Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan
ketidakmampuan atau ketidakberdayaan dirinya.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas
melakukan tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan guru dan
siswa lainnya. Masalah terakhir yang merupakan tantangan terbesar bagi kita
saat hendak melakukan pengelolaan (manajemen) kelas adalah kecenderungan siswa
yang selalu merasa tidak mampu dan tidak berdaya. Perasaan ini mirip dengan
sikap minder, dimana siswa selalu merasa kesulitan. Jika diminta untuk
melakukan hal-hal tertentu.[11]
4) Perilaku suka membalas dendam.[12]
Salah satu kecenderungan siswa adalah selain ingin membalas dendam kepada
teman-teman yang telah melakukan kesalahan terhadap dirinya. Keinginan untuk
membalas dendam tentu bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah dalam
kelas.
b.
Masalah
Kelompok
Masalah
kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa tertentu. Jika
diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
1)
Hubungan
antara siswa kurang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak
bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan proses belajar mengajar mengalami
hambatan.
2)
Kelas
bereaksi negative terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek.
Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
3)
Kelompok
cendrung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
4)
Kelas
kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan jadwal
atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya.
a.
Pengaturan tempat duduk yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b.
Pengaturan cahaya yang tidak memenuhi standar luminasi.
c.
Penempatan papan tulis dan projektor yang tidak sesuai.
d.
Penempatan gambar dan warna dinding yang tidak sesuai.
e.
Lantai ruangan yang tidak bersih.
f.
Penempatan lemari yang tidak sesuai.
H. SOLUSI DAN FAKTA PERMASALAHAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS
Beberapa masalah atau problem siswa yang sering muncul
dalam kelas, serta langkah-langkah cerdas untuk mengatasinya:[14]
1. Siswa Selalu Membuat Masalah
Sebuah kelas terkadang menjadi kurang kondusif karena
terdapat beberapa siswa yang sering menjadi biang masalah. Mereka sulit diatur
meski berkali-kali telah diberi peringatan.
Ada beberapa cara untuk menangani siswa yang selalu membuat masalah
dalam kelas:
a. Dekati dan ajak bicara
b. Libatkan orang tua
c. Libatkan guru BP (Bimbingan Konseling)
2. Siswa Sulit Berkonsentrasi
Guru mungkin sering mendapati ada sebagian siswa yang
tidak konsentrasi dalam belajar. Tanda-tanda siswa yang tidak atau sulit
konsentrasi di antaranya pandangan yang selalu mengarah ke luar kelas, menutup
buku, berbicara dengan tean sebangkunya, gelisah dan selalu menoleh ke berbagai
arah. Berikut beberapa langkah untuk mengatasi masalah tersebut:
a. Memberi teguran langsung
b. Memberikan bimbinga secara personal.
3. Siswa Kurang Bersemangat
Sering para guru dibuat bingung oleh kondisi siswa yang
mengalami penurunan semangat dalam belajar. Ciri-cirinya adalah seringnya siswa
membolos, tidak mengerjakan tugas, lebih senang bermain ketika di kelas,
terlihat suntuk dan mengantuk, serta menunjukkan sikap tidak betah di dalam
kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Ada beberapa langkah-langkah penting
dan sederhana untuk diterapkan oleh guru agar kualitas dan semangat belajar
siswa dapat dipertahankan:
a. Perhatikan kerapian perangkat utama mengajar
b. Berkreasi di dalam kelas
c. Bernyanyi atau mainkan musik ringan
d. Bermain teka-teki
e. Buat perpustakaan mini
f. Melakukan percobaan kecil (karya kreasi)
g. Seluruh lingkungan sekolah adalah tempat
belajar
h. Perintahkan siswa membuat pertanyaan
i.
Menuliskan ide-ide kreatif.
4. Siswa Egois
Siswa yang egois tentu akan sangat mengganggu kenyamanan
kelas dan merusak suasana belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Sikap egois ini tampak sekali terutama ketika siswa dilibatkan dalam suatu
tugas kelompok. Ada beberapa langkah
untuk menghadapi siswa yang egois dalam kelas, di antaranya:
a. Hadapi dengan tenang
b. Jangan memarahi siswa
c. Hadapi dengan lemah lembut dan pengertian.
5. Siswa Yang Suka Merajuk
Sifat perajuk siswa juga merupakan faktor pengganggu
kenyamanan belajar dalam kelas. Untuk mengatasinya, berikut ada beberapa cara
yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Memberi bujukan
b. Buatlah janji yang mudah ditepati
c.
Jelaskan tentang kebiasaan buruknya.
I. KESIMPULAN
Pengelolaan
kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Secara
umum manajemen kelas bertujuan untuk
menciptakan suasana kelas
yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan
demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah,
sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya
manusia yang berkualitas.
J. DAFTAR PUSTAKA
Afriza. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru :
Kreasi Edukasi.
Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Yogyakarta :
DIVA Press.
Suwardi. Daryanto. 2017. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta
: PENERBIT GAVA MEDIA.
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam. 2006.
Surabaya : el KAF.
Usman,
Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
[7] Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik (Yogyakarta
: PENERBIT GAVA MEDIA, 2017), hlm. 146
3 komentar: