Pendekatan dalam Pengelolaan Manajemen Kelas


PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN MENEJEMEN KELAS
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengelolaan Kelas
Dosen Pengampu : Muh. Zulkifli, M. Pd. I.
Oleh :
Kelompok IV / V E
Sahidin Ali
Pauzan
Nida’ul Hasanah
Siti Nurbayang

IAI HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PAI
2019


A.      Pendahulun
Kelas merupakan proses pembelajaran antara seorang guru, murid dan adanya materi yang diajarkan, yang dimana dalam proses pembelajaran tersebut guru akan menemukan berbagai macam karakter, sifat, pola piker, tingkanh laku dan kepribadian murid yang berbeda-beda. Dengan keberagaman itu guru dituntut untuk menciptakan rasa nyaman kepada setiap murid dalam pentransferan ilmunya sehingga setia muridnya termotivasi dan betah untuk mengikuti setiap pembalajaran yang di berikan oleh guru yang bersangkutan.
Dalam mewujudkan dari pada tujuan pendidikan , maka guru berperan bukan hanya sekedar mengajar atau memberi pelajaran tetapi guru juga berperan dalam menejemen pengelolaan kelas. Karena gurulah yang mengontrol, pelaksana dan pengawas dalam sistem pembelajaran.
Guru merupakan cahaya dan menjadi penentu bagi kehidupan para muridnya serta majunya suata bangsa, Oleh karena itu untuk menciptakan rasa nyaman terhadap pada setiap pembelajaran terhadap muridnya , maka guru perlu dan dipandang sangat perlu untuk memahami dari pada “ Pendekatan Dalam Menejemen Pengelolaan Kelas” sehingga guru memiliki keterampilan yang lebih dalam terwujudnya dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu di makalah ini kami memaparkan beberapa penjelasan tentang pengertian, kebijakan, sikap pendidik, peran seorang pendidik, masalah-masalah dan solusi dalam menejemen pengelolaan kelas.
B.       Pengertian Pendekatan Dalam Pengelolaan Menejemen Kelas
Pendekatan adalah usaha atau upaya dalam rangka aktivitas yang dilakukan untuk mengadakan hubungan dengan sesuatu  yang menjadi objeknya ( siswa ) melalui interaksi timbal balik.
Managemen kelas adalah pengelolaan, penyelenggaraan, keterlaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif  untuk mencapai tujuan atau sasaran yang di inginkan.[1]
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsure penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran.[2]
Manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas. Manajemen berasal dari kata bahasa Inggris yaitu management, yang di terjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk ,mencapai sasaran.[3]
Sementara yang dimaksud kelas adalah suatu kelompok manusia yang melakukan belajar bersama dengan mendapat pengajaran dari seorang guru. Sebagian pengamat yang lain mengartikan kelas menjadi dua pemaknaan. Pertama, kelas dalam arti sempit, yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam hal ini mengandung sifat-sifat statis, karena sekedar menunjuk pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umur kronologis masing-masing. Kedua, kelas dalam arti luas, yaitu suatu masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara kreatif untuk mencapai tujuan.[4]
 Adapun pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.[5] Pengelolaan adalah sistem yang berfungsi untuk mengelola sesuatu.[6]
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajarannya.[7]
Dari beberapa pengertian Pendekatan Menejemen Kelas diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa pendekatan menejemen kelas adalah usaha seorang pendidik terhadap anak didiknya dalam berinteraksi atau menjalin hubungan yang baik antara kedua belah pihak yakni guru dan murid dalam meyelenggarakan pendidikan guna mencapai tujuan dari pendidikan tersebut yang berfokus pada pentransperan ilmu pengetahuan dari guru ke murid.

C.      Kebijakan Tentang Pendekatan Pengelolaan Manajemen Kelas
Adapun kebijakan dalam Manajemen kelas yang komperhensif termasuk dalam empat ranah pengetahuan dan keahlian, berikut penjelasannya:
1. Manajemen kelas harus berdasarkan pada pemahaman yang kuat atas penelitian dan teori mutakhir dalam Manajemen kelas dan kebutuhan personal dan psikologis. Para konsultan menyebutkan bahwa sedikit dari guru yang menyadari gejala-gejala perilaku yang menyimpan sedangkan hal seperti ini harus dipenuhi guna memenuhi kebutuhan personal akademik siswa.
2. Manajemen kelas tergantung pada penciptaan iklim kelas yang positif dan komunitas yang mendukung, dengan menjalin hubungan positif guru-siswa dan kawan. Adanya keterlibatan positif dengan orang tua dan wali siswa, dan menggunakan metode organisasi Manajemen kelompok yang melibatkan siswa dalam pengembangan dan komitmen terhadap standar perilaku dan yang memfasilitasi tugas siswa.
 3.Manajemen kelas yang efektif adalah yang komperhensif dan menggunakan metode instruksional yang memfasilitasi pembelajaran yang optimal dengan merespons kebutuhan akademik siswa individu dan kelompok kelas.
4. Manajemen kelas melibatkan kemampuan untuk menggunakan berbagai macam metode konseling dan perilaku yang melibatkan siswa dalam meneliti dan mengoreksi perilaku yang tidak tepat.[8]
D.     Sikap Pendidik/ Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Didalam  sikap dan tingkah laku seorang guru,  guru harus mampu untuk selalu sabar dan bijaksana dalam menghadapi tingkah  laku murid-muridnya. Seorang guru harus mampu menjadi panutan dan contoh bagi murid-muridnya baik dalam segi ucapan, sikap maupun tingkah laku.
Adapun beberapa sikap seseorang guru yang harus selalu di tanamkan dalam diri dan jiwa setiap guru yakni :
1.    Guru harus memiliki jiwa dan sikap yang penuh kesabaran
2.    Guru harus menjadi tauladan dalam setiap tindakan dan ucapan
3.    Guru harus memiliki jiwa pemaaf terhadap setiap muridnya
4.    Guru tidak boleh memiliki sifat pendendam dalam dirinya
5.    Guru harus memiliki jiwa yang penuh kasih sayang terhadap setiap murid-muridnya
6.    Guru harus memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi di bandingkan murid-muridnya
7.    Guru harus bisa menjadi seorang ayah ataupun ibu bagi murid-muridnya
8.    Guru harus bisa menjadi sahabat atau kawan untuk murid-muridnya
9.    Guru harus lebih perhatian kepada murid-muridnya, bukan hanya di sekolah tapi juga di lingkungan masyarakatnya
10.     Guru dan murid agar lebih sering terbuka terhadap permasalahan yang menyangkut kemajuan dan perkembangan sekolah
11.     Guru harus memiliki sikap professional, loyal dan berwibawa.
E.       Peran Pendidik/Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Peran guru dalam pengelolaan kelas sangat kompleks yaitu menjadi pengelola kelas atau pengelola pengajaran guru juga berperan sebagai fasilitator, motivator, demonstrator, mediator, dan evaluator. Intinya adalah bagaimana guru selalu berusaha supaya siswa bisa semangat, senang dan aktif dalam proses belajar mengajar.
Selanjutnya terkait dengan peran guru dalam dunia pendidikan, peran guru telah meningkat dari hanya sebagai pengajar menjadi pengarah belajar. Dimana guru bertanggung jawab sebagai:[9]
1. Perencana pengajaran yaitu guru mampu membuat lesson plane secara efektif.
2. Pengelola pengajaran yaitu guru diharapkan mampu mengelola seluruh kegiatan belajar mengajar dan menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat siswa dapat belajar efektif dan efisien.
3. Penilai hasil belajar yaitu mengikuti semua hasil belajar yang telah dicapai siswa.
4. Motivator yaitu guru hendaknya senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Terkait dengan sejumlah sandangan yang mau tidak mau harus diterima guru, sebagai guru Profesional yang efektif dan guru yang unggul (the excellence teacher) banyak teori yang telah diterapkan oleh para pakar pendidikan.
Guru pada hakekatnya merupakan seorang manusia multidimensional. Ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan penilai (evaluator).
Guru yang professional harus mampu mewujudkan atau paling tidak mendekati praktik pembelajaran yang ideal, guru harus selalu memperhatikan dan tanggung jawab untuk melakukan penilaian tentang apa yang dapat dilakukan, atau tentang apa yang harus dilakukan, atau penilaian terhadap apa yang mungkin dilakukan oleh para siswa.[10]
F.       Pendekatan Dalam Pengelolaan Menejemen Kelas
Keharmonisan hubungan guru dengan peserta didik, tingginya kerja sama diantara peserta didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas agar pembelajaran menjadi efektif.
Menurut Syaiful Bahri,[11] pendekatan tersebut meliputi pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep, pendekatan pembelajaran , pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok dan pendekatan elektis atau pluralistik.
1.    Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Peranan guru disini adalah menciptkan dan mempertahankan situasi disiplin kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada peserta didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.    Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Ancaman disini sepatutnya tidak dilakukan sesering mungkin dan hanya diterapkan manakala kondisi kelas sudah benar-benar tidak dapat dikendalikan.
3.    Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik, selama hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
4.    Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar ini digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
5.    Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan dapat mencegah munculnya masalah tingkah laku peserta didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6.    Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik dari yang kurang baik menjadi baik.
7.    Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial (socio-emotional climate approach) di dalam kelas sebagai kelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas.
8.    Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan kerja kelompok dengan model ini membutuhkan kemampun guru dalam menciptakan momentum yang dapat mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok yang produktif. Disamping itu, pendekatan ini juga mengharuskan guru untuk mampu menjaga kondisi hubungan antar kelompok agar dapat selalu berjalan dengan baik.
9.    Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif wali/ guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistic, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
G.      Fakta Dan Pemasalahan Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
 Dalam menangani tugasnya, guru-guru sering sekali mengalami permasalahan dalam menjalankan tugasnya, yang akhirnya membuat seorang guru tidak optimal dalam menyampaikan pelajarannya ataupun dalam proses penstransperan ilmunya kepada para murid.
Dalam hal ini kita sebagai seorang guru harus memahami dan mengerti segala bentuk permasalahan yang terjadi selama ini, karena dengan hal itu kita akan mampu untuk mencari solusi yang efektip dalam menghadapi  setiap permasalahan yang kita temukan dalam pengelolaan kelas  tersebut.
Adapun permasalahan yang terdapat pada pengelolaan kelas  secara garis besar dapat di bagi menjadi dua jenis yakni :
1.    Masalah perorangan/ individu
Yakni jika seseorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa harga dirinya maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Penyimpangan yang biasanya terjadi dikelas ada 4 macam yakni mencari kekuasaan, menuntut balas, menarik perhatian dan memperlihatkan ketidak mampuan.
Adapun beberapa tekhnik atau cara  untuk mengenali adanya masalah-masalah individu adalah sebagai berikut :[12]
a.    Jika guru merasa terganggu atau bosan dengan tingkah laku seseorang murid, maka itu pertanda bahwa murid yang bersangkutan mengalami “mencari kekuasaan”.
b.    Jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan, maka itu pertanda bahwa murid yang bersangkutan mengalami masalah” mencari kekuasaan”.
c.    Jika guru merasa disakiti ( bahkan amat disakiti ), maka itu pertanda bahwa murid yang bersangkutan mengalami masalah “menuntut balas”.
d.   Jika guru merasa telah tidak mampu menolong lagi, maka itu pertanda bahwa murid yang bersangkutan mengalami masalah “ ketidak mampuan “
2.    Masalah kelompok
Ada 7 masalah kelompok dalam hubungannya dengan pengelolaan kelas, yakni :
a.    Kekurang kompakan, yang ditandai dengan adanya perselisihanatau konflik antar anggota.
b.    Kekurang mampuan mengikuti aturan kelompok.
c.    Reaksi negatif terhadap sesame sesame anggota kelompok, yang  ditandai dengan reaksi/ekspresi kasar terhadap anggota yang tidak satu pemikiran ( pendapat ).
d.   Penerimaan kelas ( kelompok ) atas tingkah laku yang menyimpang, yang terjadi apabila kelompok itu mendorong/mendukung timbulnya hal-hal yang menyimpang dari norma sosial pada umumnya.
e.    Ketergantungan kelompok/anggota kelompok atas kegiatannya hanya karena hal-hal kecil yang sebenarnya tidak berarti, lalu  berhenti melakukan kegiatannya.
f.     Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku agresisif atau protes, baik hal ini secara terbuka ataupun terselubung.
g.    Ketidak mampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, yang terjadi apabila kelompok bereaksi tidak wajar apabila terjadi perubahan baru ( misalnya pergantian anggota kelompok, pergantian guru, dan lain-lain.
H.      Solusi Dari Fakta Dan Permasalahan Pendekatan Dalam Pengelolaan Menejemen Kelas
Ketika berbicara mengenai permasalahan maka kita juga harus mengetahui pula bagaimana cara dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Untuk dapat menangani masalah pengelolaan secara efektif, guru hendaknya mampu :[13]
1.      Mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan/individu maupun kelompok.
2.      Memahami pendekatan yang tepat dan kurang tepat untuk setiap permasalahan.
3.      Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
Dari pemaparan masalah-masalah yang telah kami uraikan di atas, kami dapat menyimpulkan  bahwa baik itu permasalahan individu atupun kelompok akan bisa teratasi ketika kita bisa menerapkan dari pada sikap-sikap sebagai seorang pendidik yang sudah kami jelaskan diatas.
I.         Daftar  pustaka
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional,  Bandung : Rosda Karya, 2005
Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA,  Surabaya : usana offset, 1993
Mulyadi, Classroom Management, Malang : UIN-Malang Pres, 2009
Pius A. Partanto, M. Dahlan al-Barry, Kamus ilmiah popular, Surabaya : Arloka, 1994
Rohani Ahmad, Pengelolaan Pengajaran,  Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004
Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas Jogjakarta:Diva Press, 2011
Siti Yumnah, “ Strategi Dan Pendekatan Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran “, dalam PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, volume 13, nomor 1, April 2018, ( STAI Pancawahana Bangil, Indonesia )
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.  Jakarta : Rineka Cipta, 2010
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : Rineka Cipta, 1990
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar  Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
Syaifurahman, Manajemen Dalam Pembelajaran, Jakarta : PT. Indeks, 2013
Vern Jones dan Louise Jones, Menejemen Kelas Komperhensif, Jakarta: Kencana, 2012



[1] Pius A. Partanto, M. Dahlan al-Barry, Kamus ilmiah popular, ( Surabaya : Arloka, 1994 ), hal. 434
[2] Rohani Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 ), hal. 148
[3] Mulyadi, Classroom Management, ( Malang : UIN-Malang Pres, 2009 ), hal. 2
[4] Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas (Jogjakarta:Diva Press, 2011), hal. 25
[5] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1990 ), hal. 2
[6] Syaifurahman, Manajemen Dalam Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Indeks, 2013 ), hal. 50
[7] E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, ( Bandung : Rosda Karya, 2005 ), hal. 91
[8] Vern Jones dan Louise Jones, Menejemen Kelas Komperhensif, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 17-18
[9] Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ), hal. 98
[10] Siti Yumnah, “ Strategi Dan Pendekatan Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran “, dalam PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, volume 13, nomor 1, April 2018, ( STAI Pancawahana Bangil, Indonesia ), hal. 22
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 179.
[12] Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, ( Surabaya : usana offset, 1993 ), hal. 90
[13]Lalu Muhammad Azhar, ibid…….. hal. 92


0 komentar: